Thursday 21 May 2015

REVOLUSI SOSIAL DI SUMATERA TIMUR (1)







Revolusi sosial ini bermula pada 3Maret/Mach 1946 malam di Brastagi, dengan PKI, Pesindo dan PNI yang mayoritas orang Jawa menangkap 17 Raja Urung dan Sibayak serta mengasingkan mereka keAceh Tengah. Raja Panai serta keluarganya juga ditangkap dan dijarah hartanya,Bangsawan serta Datok Tumenggung di Penggal Kepalanya.

Raja Raya dibunuh,disembelih di jembatan besar. Raja Purba dan Raja Silimakuta dilindungi TKR(Tentara Keamanan Rakyat), tapi rumah dan ahli keluarganya tak lepas darihajaran PKI dan Pesindo, semua di bunuh, ada yang di bakar hidup-hidup dan adayang di Penggal kepalanya .



Sultan Sya’ibun Abdul Jalil Rahmat Syah bin Muhammad Husin II. Beliau satu satunya Keturunan Sultan Asahan yang selamat dari Revolusi Sosial, Sultan Su’ibun selamat dan menyerahkan diri kepada Pemerintah Republik Indonesia di Pematang Siantar. Beliau mangkat 17 April 1980 di Medan dan dimakamkan di kompleks Masjid Raya Tanjung Balai.

Begitu juga nasib Kesultanan Melayu Asahan.Semua ahli keluarga dan harta benda Kesultanan Melayu Asahan dibunuh, dipenggal dan ditikam di luar istana. Sultan Asahan berjaya selamat, beliauberlindung pada sebuah pos tentara Jepang/Jepun. Ahli laskar PersatoeanPerdjoeangan (PP), yang ditubuhkan oleh Tan Malaka, dan Persatuan Ulama SeluruhAceh (PUSA) menyerang istana Sultan Melayu Deli, Istana di tembak, tapi Sultanberjaya selamat. Mereka mengambil alih ladang minyak dan kebun karet/getah.Tapi Inggris melancarkan serangan dan memporak porandakan pendukung republik.

Lima kedatukan Melayu Labuan Batu jugadiserang. Sultan Kualuh hilang, mungkin beliau di seksa dan di bunuh lepas tujasadnya dibuang ke sungai. Tengku Hasnan, Tengku Long, serta seluruhkeluarganya dipenggal kepalanya.

Istana Sultan Melayu Deli dilindungi oleh pasukan Inggris, sehingga banyak ahli keluarga sultan selamat, tapi Bangsawan,datuk, wan dan warga Melayu deli di luar istana Banyak di Bunuh. Sultan Melayu Serdang dan Kerapatan Istana lain hanya ditahan di istananya di Perbaungan dalam keadaan baik. Karena Sultan Serdang dipandang lebih berpihak pada Republik sejak awalnya, sehingga banyak orang yang melindungi dan menjaga Istananya.



Pangeran Tengku Kamil, Ahli Keluarga Kesultanan Langkat.
Beliau wafat setelah di tebas parang kepalanya

Sementara itu, Sultan Melayu Langkat tidak meminta perlindungan Sekutu maupun Jepang/Jepun karena ada jaminan dari dr. M.Amir Syarifuddin, Wakil Gubernur Sumatera Utara. tapi, ternyata pasukan Pesindo menangkapi 21 orang ahli istana, termasuk Tengku Amir Hamzah, Pahlawan dan Pujangga Negara. Istana Sultan Langkat baik yang di Tanjung Pura maupun yang dikota Binjai diserbu dan dirompak.

Bangsawan-bangsawan Langkat ditangkap dan sebagian besar dibunuh dengan kejam termasuk pujangga besar Tengku Amir Hamzah,puteri-puteri Sultan Langkat diperkosa.dirogol dan yang lebih memilukan lagi perkosaan/perogolan di depan mata ayahanda , sang Sultan Langkat, dan putramah kota yang masih belia hilang tak tau rimbanya hingga kini, ini dilakukan oleh Marwan dan kawan-kawannya, mereka dari PKI. hampir seluruh Tengku, Datuk,Wan dan semua ahli Istana mati di bunuh.. Kesultanan Melayu Langkat yang paling banyak mati di bunuh PKI dan Pesindo.



Revolusi Sosial di kesultanan Langkat 9 maret 1946



Laskar kesultanan Langkat




ISTANA SULTAN MELAYU LANGKAT DI TANJUNGPURA LANGKAT – SUMATERA UTARA. Istana ini dibakar pada Revolusi Sosial pada Maret 1946. Tampak Keramaian dalam perayaan dimasa kesultanan. Orang-Orang Besar Istana, Pengawal dan Masyarakat memenuhi halaman istana. Tampak Payung-payung tanda kebesaran

Tengku-tengku di Asahan yang laki-laki semua dibunuh termasuk isteri Tengku Musa dan anaknya.
Begitu juga raja raja Simalungun, Mandailing dan Tanah Karo. Bahkan yang lebih ganas lagi pembantaian di Simalungun. Pembunuhan terhadap kaum bangsawan terjadi secara massal, ada juga yang di benamkan di Laut, kepalanya dipotong, di kubur hidup-hidup dan berbagai pembunuhan sadis lainnya, di lakukan oleh massa dari PKI. Bahkan ada juga kaum melayu bukan bangsawan mati dibantai. yang paling mengerikan pembantaian Raja-raja Simalungun Oleh Barisan
Harimau Liar (BHL).

Raja Muda Tanoh Jawa Tuan Omsah Sinaga dan saudaranya raja Tanoh Jawa Tuan Kaliamsyah Sinaga selamat dari penculikan BHL (Barisan Harimau Liar) dan mereka tinggal di Pematangsiantar. Tetapi saudaranyaTuan Dolog Panribuan Tuan Mintahain Sinaga dan puteranya raja muda Tuan Hormajawa Sinaga (ayah Mayor Jatiman Sinaga) tewas dibunuh BHL beberapa bulan kemudian, yaitu 16 Agustus 1946. Menurut Killian Lumbantobing, mayatnya dicincang dan dicampur dengan daging kerbau serta disuguhkan untuk santapan pasukan BHL. Menurut Tuan Gindo Hilton Sinaga
masih banyak korban revolusi sosial di Tanoh Jawa yang masih belum terungkap.




Istana Kesultanan Asahan

Revolusi sosial menghasilkan begitu banyak pembunuhan, pembantaian, dan kekacauan. Seorang menteri dari kalangan republikan yang tak punya portofolio dan wakil gubernur Sumatera, yang berasal dari luar Sumatera, justru bertindak sebagai promotor. Selama terjadinya revolusi sosial, ratusan orang-orang penting dan intelektual Sumatra Timur dibantai dengan cara mengerikan.

Kekacauan dan penjarahan meledak. Ratusan pribumi ditangkap dan dijebloskan di kamp-kamp,
betapa pun selama lebih dari satu tahun penyelidikan yuridis telah membuktikan bahwa mereka tidak bersalah. Sebuah dokumen Belanda memperkirakan bahwa revolusi sosial ’46 ini menelan korban pembunuhan sebanyak 1200 orang di Asahan.

Belum lagi terhitung di daerah lainnya. Pribumi mulai menyaksikan banyak penduduk hidup dalam kemiskinan dan menderita kelaparan justru di wilayah yang begitu kaya.

Itulah mengapa orang Sumatera Timur, sesuai dengan prinsip dan kesadaran, sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian Linggarjati, menginginkan kemerdekaan.

Kondisi kaum masyarakat Melayu,Karo dan Simalungun yang mengenaskan, kecemasan orang-orang China dan India, serta orang-orang Indonesia yang kelaparan dan merasa kecewa akibat Republik, sentimen negatif kepada orang Jawa, Ambon, Aceh dan Batak Toba mulai banyak terlihat. Mulailah mereka membenci kaum pendatang atau disebut orang luar, dan dimulailah pembentukan Negara Tandingan, Negara yang lepas dari Jawa dan Batak (Tapanuli) , terbentuklah Negara Sumatera Timur.

Tidak berapa lama setelah pergantian Kapten Tengku Nurdin, penggantinya yang baru di Batalion III , menangkap semua kaum bangsawan Melayu di beberapa daerah termasuk perempuan dan anak-anak ditangkap dan dibawa ke perkampungan (Concentration camp) di Simalungun dan Tanah Karo.

Kaum non-pribumi pun tak lepas dari pembantaian, China dan India banyak menjadi korban keganasan Revolusi Sosial. Kaum bangsawan dinista dan dicacimaki sebagai orang bodoh dan pemalas serta berada di dalam kemiskinan dan tidak mendapat bantuan Negara dan di negerinya sendiri.

Dua generasi orang Melayu hampir kehilangan identitas mereka. Mereka takut mengaku Melayu, takut memakai baju teluk belanga dan menambah gelar marga Batak di depan namanya supaya boleh masuk sekolah atau diterima di kantor pemerintahan.

 Mereka menghilangkan gelar Tengku, Wan, OK dan Datuk karena takut dicaci sebagai feodal,
bahkan kaum Melayu yang bukan bangsawan tetapi bekerja dengan para Sultan dan Tengku pun tak luput.

Banyak dari mereka pergi hijrah ke Semenanjung Malaya, terutama di Kedah dan Perak karena masih erat hubungan kekerabatan. sebagian pergi ke Belanda.

Amir Syarifuddin langsung dikirim ke Medan untuk secepatnya mempelajari laporan dan mengatasi keadaan mendesak agar tidak menimbulkan citra buruk terhadap eksistensi Indonesia secara nasional. Pimpinan TKR, Ahmad Tahir, mengambil alih pemerintahan untuk mengatasi suasana. Namun, ratusan “Tengku” telah terlanjur tinggal nama di Sumatera Timur, mati terpenggal dan hangus terbakar.

Kontroversi : kalau kita baca di buku buku sejarah maupun wikipedia, tentunya kita baca kalau penyebab revolusi sosial di akibatkan oleh Meletusnya revolusi sosial di Sumatera Utara tidak terlepas dari sikap sultan-sultan, raja-raja dan kaum feodal pada umumnya, yang tidak begitu antusias terhadap kemerdekaan Indonesia. Betul kah ?? mungkin ada betulnya, karna siapa sih yang gak mau kekuasaan ?? tapi ada juga tidak betulnya… kalau di tanya kepada masyarakat melayu di pesisir timur sumatera utara, mereka menjawab

 ;
“Tiadalah sultan berbuat silap, daulat sultan mempertahankan kedaulatan melayu , dan itu memanglah lah tugasnya, begitu juga raja-raja (sumatera timur) lainnya, tapi tak semua kaum yang berakyat di negerinya adalah rakyatnya, adakah daulat melayu tampak sekarang ??”


bersambung…………………


Kehabatan MELAYU yang sengaja DIGELAPKAN...!



Anda tentu dah biasa melihat menara jam di bangunan Stadhuys ini. Menara Jam Tan Beng Swee dibina pada tahun 1886 oleh Tan Jiak Kim yang berasal dari Singapura sebagai kenangan kepada ayahnya yang bernama Tan Beng Swee. Tidak banyak yang diketahui mengenai Menara Jam selain daripada mekanisme yang menggerakkan jam berkenaan ditukar kepada jenama SEIKO pada tahun 1982 yang menimbulkan kemarahan kepada golongan veteran yang menderitai kekejaman Jepun semasa perang dunia kedua dahulu.

 Kita melihat menara jam ini sebagai sebahagian dari bangunan Stadhuys dan sering terbayangkan bahawa senibinanya adalah berunsurkan Belanda. Bagi memperlengkapkan lagi dakwaan ini dibina pula Victoria Fountain bersebelahannya.



 Air Pancut Ratu Victoria telah dibina pada tahun 1904 kononnya sebagai persembahan rakyat Melaka kepada Ratu Victoria Regina yang memerintah pada 1837 - 1901.



Kita juga perlu mengaitkan dengan sebuah jambatan berhampiran yang diberi nama Jambatan Tan Kim Seng. Jambatan ini dikatakan dibina pada tahun 1862 oleh Tan Kim Seng, seorang dermawan Singapura bagi menggantikan jambatan yang telah rosak. Asalnya jambatan ini adalah sebuah jambatan kayu namun telah dibina semula daripada batu sebaik sahaja Portugis berjaya menakluk Melaka pada tahun 1511.



Maka hasilnya sekarang terlihatlah sebuah menara jam, air pancut serta sebuah jambatan yang dibina semasa pemerintahan penjajah British di tengah-tengah pusat Bandaraya Melaka bersebelahan dengan bangunan Stadhuys yang dibina Belanda pada tahun 1645.

Kita sendiri menjadi keliru dengan persembahan British ini apatah lagi semua bangunan berkenaan di warnakan dengan warna yang sama! Pernahkah kita terfikir kemungkinannya mereka sengaja merancang sedemikian bagi mengaburi rakyat tempatan?

Kita lihat sendiri bagaimana Amerika memusnahkan tamadun di Iraq dengan mencuri artifak bersejarah di muzium Iraq sebaik saja mereka berjaya menawan Iraq. Kenapa? Apakah mereka sengaja berbuat demikian bagi memadamkan sejarah kegemilangan Iraq supaya akan lahirnya pula satu generasi yang terkapai-kapai tanpa menyedari sejarah gemilang mereka sendiri? Lihat pula bagaimana Jepun menghancurkan Gerbang Gwanghwamun (Namdaemun Gate) yang terletak di pusat bandar Seoul serta mendirikan sebuah gerbang lain semata-mata bagi menghilangkan identiti rakyat Korea yang akhirnya lemah dan takut kepada bayang-bayang sendiri.



Demi memastikan generasi muda Korea sentiasa optimis dan yakin kepada kemampuan sendiri, kerajaan Korea memutuskan mencari semula tapak asalnya yang terletak di tengah laluan terpenting dan tersibuk di Seoul dan membangunkan semula gerbang yang dibina pada tahun 1395. Ajaibnya semua kerja-kerja pembangunan semula dilakukan cukup teliti sehingga hampir menyamai senibina asal.


 Kita tentu tertanya-tanya kenapa hampir tiada apa yang boleh kita banggakan di tanahair kita sendiri? (klik : kota Melayu yang dimusnahkan) Semua tinggalan yang ada adalah milik penjajah. Apa yang kita ada sebenarnya? Kita tewas kerana penjajah telah memusnahkan kegemilangan kita. Bangsa kita tercari-cari identiti sendiri malah dibayangi katakutan lantaran hilang keyakinan diri selepas beratus tahun terjajah. British dengan rakusnya memusnahkan semua tinggalan yang kita miliki agar lahir satu generasi yang bodoh yang hanya mengikut acuan yang diciptakan mereka!



Salah sebuah rumah yang terdapat di Jalan Meranti, Kelurahan Kampung Dalam Kecamatan Senapelan yang terletak di bawah Jambatan Sungai Siak III di Kota Pekan Baru, Indonesia. Perhatikan senibinanya yang menyerupai tangga rumah Melayu Melaka

 Percayalah bahawa generasi kita sebenarnya telah ditipu tanpa kita sedar kelicikan mereka! Untuk apa mereka menipu kita? Apakah suatu masa dahulu kita sememangnya telah membina sebuah ketamadunan yang agung dan hebat sehingga menggusarkan para musuh Allah ini apatah lagi mereka jelas mengetahui tentang kibaran panji hitam dari timur kelak?

 Generasi kita disogokkan dengan gambaran bahawa Melayu adalah ketinggalan zaman dan kolot. Sejarah kegemilangan kita sengaja dihitamkan oleh penjajah Barat pro Zionis, disokong para pemikir Orientalis.Mereka amat berkuasa menentukan arah hala-tuju sosio-politik dunia di samping mengawal kurikulum pelajaran sejagat lalu menulis sejarah termasuk tentang tanah-air kita mengikut kaca-mata dan kepentingan mereka sahaja. Rangkaian Zionis serta sekutu mereka yang bergerak di balik tabir sambil memakai pelbagai topeng untuk meneruskan penipuan ini kerana memang mahukan umat Islam sentiasa rasa kerdil dan celaru jatidiri akibat kurang faham hakikat asal-usul kita yang sebenar.

Sejarah kita direkodkan bermula pada 1403 dengan kewujudan Kerajaan Melayu Melaka. Hanya baru-baru ini beberapa cendiakawan kita berjaya membongkar dan mengesahkan Kesultanan Melayu Melaka sebenarnya bermula lebih awal iaitu pada tahun 1262. Bagaimana dengan kerajaan-kerajaan Melayu lainnya yang lebih awal dari Melaka? Mungkinkah telah wujud kerajaan hebat lainnya dan Melaka hanyalah salah sebuah kerajaan lain di dalam kerajaan yang lebih hebat atau mungkinkah Melaka mewarisi kehebatan kerajaan Melayu lainnya?

Kesultanan Melayu Melaka dikatakan tewas di tangan Portugis pada tahun 1511 kerana berperang dengan serba kekurangan. Apakah istimewanya keris, tombak, panah dan pedang kalau nak dibandingkan dengan pistol, senapang dan meriam. Kita juga digambarkan sebagai bangsa yang pemalas dan tinggal di atas pokok. Begitulah bersungguhnya mereka menghilangkan jatidiri bangsa kita!


Lakaran dari sumber Portugis mencatatkan serangan balas Acheh setelah mereka berjaya merampas Kota Melaka.

Catatan Portugis sendiri merekodkan rampasan sebanyak 3,000 meriam milik orang Melayu malah mereka percaya Kota Melaka mempunyai 6,000 pucuk meriam! Dalam Hikayat Hang Tuah ada mencatatkan perjalanan Hang Tuah ke Rom dan membeli 2,000 pucuk meriam untuk kegunaan Kesultanan Melayu Melaka. Persoalannya kenapakah Hang Tuah ke Rom pada masa itu? Cuba kita lihat Hikayat Merong Mahawangsa yang mencatatkan Phra Ong Mahawangsa yang memeluk Islam pada tahun 1136 dan memakai gelaran Sultan Mudzafar Shah. Dicatatkan dengan jelas bahawa Phra Ong Mahawangsa ialah keturunan Iskandar Agung dari Macedonia, Rom. Mungkinkah wujudnya kaitan ataupun hubungan diplomatik dengan kerajaan Rom pada masa itu dengan kerajaan di Tanah Melayu?


Perhatikan senjata yang mereka gunakan! Adakah tombak, keris, panah atau pun pedang? 

Kerajaan Islam Andalusia yang menyinari peradaban manusia tumbang pada 1492. Selepas tumbangnya Empayar Islam barulah kuasa barat terutamanya Portugis dan Sepanyol bangkit dan memperluaskan pengaruhnya. Ketamadunan dan kemajuan Islam dipergunakan untuk kepentingan mereka yang kononnya berdagang. Lahirnya kerajaan Sepanyol yang menyambung legasi Kekaisaran Romawi Suci (Holy Roman Empire), oleh raja yang berketurunan Hasburg. Sepanyol berlumba-lumba dengan Portugis mencari jalan ke Timur untuk memonopoli perdagangan rempah; dan paling utama mahu menghapuskan orang-orang Islam di Timur. Mereka mencipta kapal-kapal yang boleh belayar jauh dan mempelajari teknik pelayaran daripada tamadun Andalusia. Alfonso de Alburqueque, negarawan dan penakluk Katolik Portugis mengatakan:

“Aku akan memancangkan segenap ceruk bumi ini dengan palang-palang salib. Antara cita-citaku ialah kubur Muhammad akan ku selongkar, agar dapat ditukar ganti dengan Jerusalem (tempat kelahiran Nabi Isa alaihis salam)”

Merujuk catatan “Penjajahan Portugis dan Sepanyol ke atas Asia Tenggara : Satu Pengamatan” nukilan Maruwiah Ahmat yang mempersoalkan motif sebenar mereka yang utama bukanlah untuk memonopoli perdagangan, tetapi sangat bersifat keagamaan. Antara hujah yang dikemukakan ialah, rempah bukanlah bahan kritikal yang semakin berkurangan (seperti minyak pada zaman sekarang). Ini kerana perdagangan rempah wujud lama di laut Mediterranean sejak zaman Empayar Rom lagi. Tambahan lagi, ketika abad ke-16, perdagangan rempah bukanlah suatu masalah.



Abad ke-16 merupakan kemuncak kepada pertarungan dua blok kuasa besar; iaitu Islam dan Kristian. Barnaby Rogerson yang menulis The Last Crusaders merakamkan persengketaan lebih seratus tahun antara Daulah Uthmaniyyah yang dipimpin oleh Sultan Sulaiman al-Qanuni dan Raja Henry V yang mengepalai Kekaisaran Romawi Suci Hasburg. Orang Eropah menggelarnya sebagai ‘Magnificient’ ataupun yang ‘Agung.’ Daulah Uthmaniyyah yang memayungi umat Islam mencapai zaman keemasan keluasan wilayah dan kekuatan tentera yang ampuh. Kedua-dua pemimpin merupakan figur karismatik agama masing-masing yang menjadi juara di kalangan rakyat mereka.

Meskipun demikian, Daulah Uthmaniyyah pada abad ke-16 bertempur sengit di Eropah Timur dan laut Mediterranean. Beberapa kali pihak Portugis cuba mengepung kota Haramain (Mekah dan Madinah), akan tetapi berjaya dikekang oleh Daulah Uthmaniyyah. Namun demikian, dalam menghadapi serangan bertubi-tubi dari segenap penjuru, Daulah Uthmaniyyah tidak mampu untuk menyelamatkan wilayah-wilayah (imrah-imrah kerajaan Islam) di Timur, terutamanya Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Portugis kemudiannya menawan Goa dan Calicut seterusnya Melaka serta kerajaan-kerajaan Islam Melayu yang lain seperti Demak, Cebu dan Makasar. Di utara pula, kerajaan Islam Melayu Brunei mula digempur oleh Sepanyol dan merampas Manila.



Dikhabarkan, Melaka memohon bantuan kepada baginda Sultan dan ekspedisi armada Daulah Uthmaniyyah dihantar untuk membantu Melaka. Akan tetapi, setelah mengetahui Melaka telah jatuh pada 1511, armada tersebut berpatah balik. Acheh setelah kejatuhan Melaka juga menghantar utusan meminta bantuan kepada Daulah Uthmaniyyah dan berkekalan sehinggalah abad ke-19.

Berbalik kepada Sepanyol, kerajaan tersebut telah mencapai keagungannya cuba mengejar perkembangan Portugis yang telah mendahului mereka. Di Nusantara, kerana telah lambat tiba berbanding Portugis, Sepanyol telah tiba di Filipina dan Brunei melalui jalan Lautan Pasifik. Rombongan pertama tiba di Filipina oleh Ferdinand Magellan. Rombongan yang dipimpin beliau didakwa yang pertama telah mengelilingi dunia. Menariknya juga seorang Melayu yang ditawan dari Melaka dan menjadi orang suruhan turut bersama Magellan.

Setelah Magellan terbunuh dalam satu konflik dengan orang tempatan di Kepulauan Cebu, pemuda Melayu tersebut telah melarikan diri sehingga ke Brunei dan terjumpa dengan Panglima Hitam, seorang panglima yang digelar lanun oleh Portugis yang berjaya mengkucar-kacirkan perdagangan Portugis di sebelah timur. Panglima Hitam kemudiannya membawa pemuda Melayu berkenaan pulang ke Melaka dan sekaligus melengkapkan pelayarannya mengelilingi dunia. Pemuda itulah yang di kenali sebagai Panglima Awang ataupun dikenali dengan nama Henry The Black.




Ketika Sepanyol tiba di Manila, Filipina, Kerajaan Melayu Brunei merupakan kuasa besar di Borneo dan Filipina. Setelah beberapa pertembungan antara Sepanyol dan Brunei, maka Sepanyol telah menawan ibu kota Brunei. Kejatuhan Brunei hanya bertahan selama 72 hari. Sultan dan rakyat Brunei kembali dengan semangat jihad yang tinggi, sekaligus mengusir keberadaan Sepanyol dalam Perang Kastila (1588).

Terlihat jelas kepada kita kegemilangan kerajaan-kerajaan Melayu di Asia Tenggara adalah sezaman dengan keagungan kerajaan Islam. Kita sebenarnya telah terlibat dalam perang Salib ketika itu. Bagaimana mereka menggelapkan tamadun Islam serta mengakui mencipta pelbagai pengetahuan untuk umat manusia sedangkan mereka sebenarnya mencedok dari kebijaksanaan cendiakawan Islam.

Dikhabarkan juga Portugis menjumpai benda ajaib dalam Istana Melaka, apabila dipandang objek tersebut maka muncullah muka manusia di dalamnya. Sekiranya benar dakwaan ini maka jelaslah orang Melayu telah lama menggunakan cermin berbanding Portugis yang serba kekurangan!

Melaka dikenali sebagai 'Venice di Timur' oleh Tom Pires. Malah terdapat 83 bahasa dipertuturkan ketika itu. Masih kelirukah anda dengan kehebatan Melaka? Kita sebenarnya mempunyai empayar yang agung. Kita menguasai ilmu pelayaran dengan baik malah Portugis sendiri mengakui kapal-kapal Melayu adalah kuat, teguh serta belayar dengan laju! Kita mempunyai hubungan diplomatik dengan lain-lain kerajaan hebat ketika itu dan sering menghantar utusan dan sebagainya.

Bagaimana kita boleh tewas? Tidakkah empayar Melayu Melaka itu luas dan tidak mungkin dengan mudahnya Portugis mampu merapati Kota Melaka dengan mudah. Kita tewas samalah jua dengan kejatuhan tamadun Islam lainnya. Perpecahan adalah punca utamanya. Siapa yang memecahkan kita? Mereka sebenarnya memasuki secara sulit akal dan fikiran kita sehingga kita lalai yang akhirnya memusnahkan keseluruhannya. Tamak, rasuah, dengki, iri hati dan lain-lainnya adalah rencah bagi menjatuhkan kita.


Sumber Portugis yang menceritakan bagaimana mereka disambut ketika kunjungan dagang ke Melaka


Lukisan ini membuktikan betapa kita sebenarnya mempunyai kota yang hebat dan bertepatan dengan gelaran 'Venice di Timur' yang mereka berikan kepada Melaka. Cuba bandingkan Venice ketika itu dengan Melaka. Sebagai sebuah kerajaan yang kuat serta mempunyai pusat perdagangan yang ulung di timur adalah munasabah untuk kita mempunyai sebuah kota yang kukuh. Cuba perhatikan bangunan bertingkat di sebelah kiri? Adakah bertepatan dengan gambaran yang dinyatakan dalam sejarah Melayu yang menyatakan istana Sultan Melaka adalah bertingkat. Perhatikan pakaian para pengawal di luar kota. Apakah itu pakaian panglima kita ketika itu yang memegang sejenis senjata yang pastinya bukan tombak. Perhatikan juga para pengawal yang mengiringi rombongan. Perhatikan pula gajah yang digunakan yang sememangnya mempunyai persamaan seperti yang digambarkan dalam Sulalatus Salatin. Lihat juga gerbang Kota Melaka apakah mempunyai persamaan dengan Kota A'Famosa ataupun Bastion Santiago? Apakah gerbang ini yang kemudiannya diubahsuai Belanda adalah yang kita lihat di Banda Hilir sehingga sekarang?



Lukisan ini juga adalah dari sumber Portugis yang menggambarkan situasi ketika peperangan yang akhirnya menyebabkan Kesultanan Melayu Melaka tewas pada 1511. Nampakkah berapa ramai askar Portugis yang menyerang dan berapa ramai pula panglima Melayu yang bertahan? Adakah ini adalah situasi terakhir ketika semua pertahanan Melayu telah kalah yang akhirnya memaksa para hulubalang dan pengawal keluar dan mempertahankan Kota Melaka dengan Gajah. Atau apakah di atas gajah berkenaan adalah kumpulan Sultan Melaka sendiri yang turut serta mempertahankan Melaka?



Apakah Portugis menang kerana adanya strategi unggul yang memaksa Melaka berundur ataupun adakah disebabkan senjata yang tidak diketahui oleh kita? Dalam gambaran ini jelas menunjukkan angkatan Portugis yang bersenjatakan senapang manakala Panglima Melayu hanya bersenjatakan tombak. Inilah propaganda yang mereka gunakan sepertimana gambar sebelumnya yang menunjukkan pegawai mereka di atas gajah kelihatan lebih menonjol berbanding orang Melayu yang mengiringinya.



Namun yang paling penting adalah terlihat jelas gambaran Kota Melaka ketika itu. Terlihat Kota Melaka dengan tembok batu dan bukannya kayu yang mengelilingi keseluruhan kota! Cuba lihat bangunan di dalamnya yang kelihatannya seperti binaan batu yang bertingkat! Gaya senibina rumah tradisional Melayu Melaka ataupun nampak agak moden? Cuba lihat pula beberapa buah menara tinjau sekitar kota... cuba anda bandingkan gaya senibinanya dengan Menara Jam Tan Beng Swee yang terdapat sekarang!




Apakah menara jam ini adalah binaan asal yang sengaja ditinggalkan British semasa merobohkan Kota Melaka sepertimana Gerbang Selatan Santiago? Sejarah dicatat oleh mereka yang menang, maka dicatatkan pula jam berkenaan dibina pada tahun 1886 bagi mengelirukan kita? Munshi Abdullah dalam hikayatnya yang pro British ada menceritakan bagaimana kesukaran yang dilalui ketika kerja-kerja meruntuhkan tembok Kota Melaka. Cuba baca dan fahami maksud tersirat, Munshi Abdullah memberitahu bahawa Kota Melaka ini sangat sukar dirobohkan malah penduduk Melaka ketika itu tidak yakin bahawa kota Melaka boleh diruntuhkan British. Usaha meruntuhkan dari laut dilakukan sehinggalah kepada menebuk lubang dan mengisi bahan letupan yang banyak sehingga tembok sebesar rumah berterbangan hancur dan membawa kematian di kalangan penduduk.





Munshi Abdullah seolah menggambarkan betapa kota ini akan roboh dan dalam masa yang sama penduduk Melaka tidak yakin British berjaya merobohkan Kota Melaka. Mungkinkah mereka sebagai generasi yang mengetahui asal usul Kota Melaka ketika itu sememangnya mengharapkan agar British gagal meruntuhkan kota warisan kemegahan mereka itu. Kita juga dibodohkan lagi, malah menganggap Stamford Raffles sebagai seorang wira yang berjaya menghalang Kota Melaka dari dirobohkan sepenuhnya. Maka sekarang tinggallah hanya secebis warisan yang kemudiannya dipalsukan pula sebagai warisan dari Portugis? Maka akhirnya kita kehilangan keseluruhan identiti warisan kita.

Perlu diingat bahawa selepas British mengambil alih Melaka pada tahun 1824, mereka dikawal oleh golongan gereja yang kemudiannya mendirikan sebuah sekolah, Melaka High School di bangunan Stadhuys. Begitulah sistem pendidikan kemudiannya dijelmakan beracuankan penjajah sehinggakan hanya bangsawan dan pembesar sahaja yang kebanyakannya belajar di sana. Kenapa? Kerana adalah lebih mudah mennggunakan golongan ini yang mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat. Akhirnya sekolah aliran Inggeris yang asalnya adalah ekslusif akhirnya mengukir nama dan menjadi keperluan dan berjaya mengubah keseluruhan sistem pendidikan di Tanah Melayu. Menerusi pendidikan inilah mereka mengajarkan pembohongan demi pembohongan kepada masyarakat tempatan.

Kesannya? Begitu banyak usaha dilakukan oleh pelbagai pihak namun usaha menyedarkan keseluruhan masyarakat untuk mengenali semula warisan bangsanya dan jati dirinya menjadi semakin sia-sia... majoriti masyarakat dengan mudah menuduh golongan ini pula sebagai pembelit dan pembohong, yang sentiasa berfantasi dalam dunia realiti yang diciptakan oleh musuh kita yang sebenarnya!!!



Satu lagi lakaran serangan Portugis ke atas Melaka pada tahun 1511. Jelas kelihatan Kota Melaka yang tersusun hebat dengan binaan bangunan yang bertingkat-tingkat. Bangunannya pula mempunyai unsur senibina China, apakah kaitannya antara Melaka dengan kerajaan China? Apakah senibina sedemikian adalah ditiru dari senibina China ataupun adakah kemungkinannya kita yang membawa senibina tersebut ke China? Terdapat juga binaan berbentuk kubah. Apakah ianya masjid ataupun sebahagian dari Istana Melaka yang berkubahkan emas?

Akhirnya cuba teliti catatan Portugis yang sukar mengalahkan Melaka sehinggalah mereka memutuskan kekuatan Melaka adalah kerana kedudukan strategik jambatan yang merentangi Sungai Melaka. Portugis menyerang bertubi-tubi jambatan tersebut selama 7 hari sehinggalah jambatan tersebut musnah sehingga berjaya memudahkan proses menawan Melaka. Jambatan kayu takkan Portugis hancurkan sampai perlukan 7 hari? Terlalu banyak pembohongan dan terlalu banyak kajian yang perlu dilakukan. Biarpun besar mana sekalipun wang ringgit dan usaha perlu dikorbankan, langkah ini sangat-sangat perlu diambil bagi mengembalikan semula kegemilangan kita...Insya Allah

Posted by: Wadah Panglima
wadahpanglima.blogspot.com


Wednesday 20 May 2015

KU MENCARI JEBAT TIKA TUAH SEDANG TERLENA


Assalamu'alaikum dan Salam Sejahtera.

 Segala Puja dan Puji hanya untukMU Ya ALLAH, Tuhan Sekalian Alam
. Selawat dan Salam ke atas Junjungan Besar Baginda Rasulullah SAW serta seluruh Ahlil Baitnya, juga buat para Sahabatnya dan seluruh pewarisnya. Syukur ke hadrat Ilahi kerana dengan limpah KurniaNYA dapat kita bertemu lagi di alam maya ini setelah lebih 2 minggu saya tidak menulis apa-apa disini.

Pertama-tamanya mohon maaf kerana tiada apa yang saya tuliskan selama 2 minggu kebelakangan ini oleh kerana masalah gangguan internet yang saya hadapi. Sudah 3 minggu lebih internet P1wimax ni buat hal. Yuran bulanan dah dibayar, tapi masih perlahan tak seperti sediakala. Apapun, saya gagahkan juga diri ini hendak menulis disini walaupun terpaksa menunggu agak lama hanya untuk membuka lampiran baru bagi menulis artikel ini. 

Tujuan saya menulis artikel kali ini sebenarnya adalah hendak berkongsikan dengan para pembaca budiman sekalian berkenaan satu surat wasiat dan warkah terakhir dari seorang Tetua (Atok) yang sempat saya baca hari ini. Wasiat ini khususiahnya ditujukan kepada sekalian cucu yang berketurunan Melayu-Islam, termasuklah diri saya ini. 

Kalau para pembaca hendak tahu, saya merupakan seorang peminat filem-filem kung fu Cina. Saya kenal betul dengan nama-nama hebat pahlawan mereka seperti Huang Fei Hung, Fong Sai Yuk, Huo Yuan Jia, 13 Harimau Guangdong dan banyak lagi! Saya suka mereka mungkin kerana kehebatan mereka yang boleh terbang-terbang dan jalan di atas air. Tapi, sejak akhir-akhir ini saya sering terfikir, kenapa saya lebih kenal nama-nama hero mereka sedangkan hero-hero berbangsa saya sendiri tak banyak yang saya ketahui. Tak wujudkah nama-nama hebat seperti Hang Tuah 5 bersaudara, Aduka Taruna 7 bersaudara, Panglima Bentara Setia, Sangtawal Sakranta dan lain-lain? 

Jadi dek kerana fikiran ini sering mengganggu, saya terasa terpanggil hendak mencatatkan pesanan Atok disini. Tanpa melengahkan masa, ayuh sama-sama kita hayati warkah terakhir wasiat dari Atok ini... 

Assalamualaikum cucu-cucu atok sekalian... 

Begitu ramai sekali cucu-cucu atok yang berkelana sehingga ke sini, Alhamdulillah moga diberkati akan segala usaha cucu itu.. Orang muda seperti cucu jangan gentar dalam mencari ilmu, tuntutlah ia hatta sehingga liang lahad sekalipun... 

Panjang pula atok berceloteh....aaahh, mungkin kerna sudah sekian lama atok bersembunyi.. Mungkin jua kerna kerinduan untuk atok menyampaikan warkah ini kepada cucu sekalian.. Siapa atok? aaahhh...cuma seorang tua yang merindukan cucunya, mahu menyampaikan sesuatu sebagai peringatan... Maklumlah, orang lama itu umpama kelapa tua, makin tua makin banyak santannya.. =)

 Cucu.... 

Mahukah cucu mendengar atok berceloteh.. 

Mungkin saja orang seperti atok ini digelar gila, nyanyuk, kolot dan macam-macam lagi gerangannya.. 

Kalau cucu mahu teruskan mendengar, silakan cu..duduklah bersila di atas tikar mengkuang itu..pasangkan pelita hatimu, seterang pelita di tiang pondok usang atok ini.. 

Pasang telinga betul-betul cu..tok mahu ceritakan sesuatu kepada cucu... 

Cucu... 

Sebelum itu... 

Setelah cucu mendengar cerita atok ini, cu perlu berjanji kepada atok.. Cu perlu berjanji yang cucu mesti MERAHSIAKAN SIAPAKAH DIRI ATOK... 

Mampukah cu BERJANJI..? 

Mampu....? 

Bagus cu..pegang janji itu seeratnya, atok mahu mulakan cerita... 

Tolong ambil tepak sireh di tepi talam itu, sambil bercerita kan enak sambil mengunyah sireh... =)

Cucu... 

Atok mahu menceritakan kembali sejarah yang telah berlaku... 

Ya cu... MELAKA...! TUAH...! Nama yang cukup menyentuh benak hati atok sekian lamanya...

Biarlah.. hari ini biarlah atok bercerita lembaran yang sebenar kepada cucu.. 

Supaya kelak cucu mampu jadikan ia sebagai tauladan, dan jangan cucu ulang ia sebagai satu kealpaan.. 

Cucu ku sekalian... 

Melaka sejak dahulu kala cukup terkenal sebagai sebuah kuasa besar perdagangan di Selat Melaka. Betapa ketika itu banyaknya bahtera-bahtera yang datang berdagang, sejauh mata yang memandang.. 

Yang bermata sepet, yang berkulit putih, yang berkulit hitam hatta apa warna sekalipun pantas saja datang ke Melaka untuk melihat keagungan sebuah kerajaan Melayu.. Sebut saja nama Melaka, di serata pelusuk utara selatan timur dan barat pasti mengenalinya.. Ada yang datang berdagang rempah, ada yang datang berdagang permata dan ada pula yang datang berdagang nasib menyabung hidup menumpang keagungan sebuah kerajaan.. 

Aaahh...kalau atok mahu bercerita keagungan Melaka, pasti 1001 lembaran kertas pun belum habis atuk mengarang.. pasti 1001 malam pun belum tentu atok habis bercerita... =) 

Tuangkan kopi pekat itu cu... Atok mahu menyambung warkah ini.. 

Maka syahadan tersebut ketika itulah masyhurnya Melaka dengan seorang LAKSAMANA bernama HANG TUAH.. 

TUAH.. 

JEBAT..

KASTURI..LEKIR..LEKIU.. 

Itulah nama yang masyhur ke serata alam, menjadi sebutan segala isi alam yang bertandang ke Melaka.. 

Dipendekkan cerita dan dengan takdir yang Maha Esa, tiadalah kekal lama Empayar Melaka.. 

Setelah feringgi (Portugis) datang dengan bala tenteranya, maka punahlah empayar yang teragung itu.. 

Yang tinggal hanyalah sisa-sisa dari keagungannya, yang tinggal hanyalah secebis sejarah untuk atok kalamkan kepada cucu sekalian... 

Satu persoalan yang seringkali generasi cucu lontarkan..dan kadangkala menjadi bahan ketawa generasi terkemudian.. 

Kata mereka.. 

"PORTUGIS DATANG DENGAN MERIAM DAN SENAPANG, ORANG MELAKA BERJUANG DENGAN KERIS DAN PEDANG.. 

BODOH BETUL, MACAM MANA MAU MENANG KALAU BERPERANG..?

Cucu... 

Tersentak sanubari dan jiwa atok mendengarnya.. 

Betapa dengan mudah generasi-generasi terkemudian mengatakan BODOH kepada hulubalang-hulubalang Melaka yang berjuang bermati-matian mempertahankan Empayar Melaka ketika itu...

 Cucu.... 

Biar saja atok ceritakan perkara yang sebenar kepada cucu.. 

Dengar dengan sebaiknya cu kalam atok ini... 

"MELAKA TIDAK TEWAS KERANA SENJATA, MELAKA TEWAS KERANA PENGKHIANATAN BANGSA SENDIRI YANG KHIANAT DAN BERSENGKETA

Kalau cucu mahu tahu, angkatan perang Melaka tiada tolok bandingnya andai mahu dibandingtara dengan angkatan Portugis itu. Kapal-kapal perang Alfonso itu hanya sekecil anak kalau mahu dibandingkan dengan bahtera-bahtera perang milik Angkatan Laut Melaka... Meriam-meriam Portugis itu hanya sebesar kelingking andai mahu dibandingkan dengan Meriam-meriam yang mengelilingi kubu di Kota Melaka.. Itu belum lagi andai mahu diceritakan betapa hebatnya pahlawan-pahlawan Melaka yang sering saja didendangkan dengan Hikayat Amir Hamzah sebelum turun berperang, apalah sangat mahu dibandingkan dengan soldadu-soldadu Portugis itu.... 

Namun akibat pengkhianatan beberapa orang Melaka sendiri... 

Maka akhirnya Melaka jatuh ke tangan Portugis.. 

Siapa yang naik ke kapal Alfonso, dan kemudian menceritakan segala strategi dan kekuatan Melaka...? 

Siapa yang naik ke kapal Alfonso, dan kemudian menyerahkan peta kedudukan meriam-meriam strategik Melaka..? 

Siapa yang naik ke kapal Alfonso, dan kemudian membuka rahsia kelemahan kota Melaka..? 

Siapa yang naik ke kapal Alfonso, dan kemudian menyerahkan kunci pintu khazanah perpustakaan diraja Melaka..? 

Ya cucu sekalian.. Ia angkara pengkhianatan bangsa sendiri... 

Ya cucu sekalian.. orang Melayu Melaka sendiri yang menjadi pengkhianat dan menceritakan segala kekuatan dan kelemahan Melaka kepada penjajah.. 

Pengkhianatan...!!! 

Pengkhianatan...!!! 

Pengkhianatan...!!! 

Itulah yang menyebabkan Melaka akhirnya jatuh ke tangan Portugis.. 

Bergilir ganti ke tangan Belanda... 

Berpasung pula ke tangan Inggeris.. 

500 tahun lamanya cu.. Melaka dijajah dan musnah akibat pengkhianatan dari bangsa sendiri..!!! 

Tuangkan kopi cu..tekak atok sudah dahaga.. 

Cu...itulah akibatnya apabila sesama bangsa kita bersengketa, empayar yang kuat pun hancur dan binasa.. 

Apa yang tinggal hanyalah debu-debu sebuah cerita, sekadar menjadi peneman hikayat tidur malam anak-anak bangsa.. 

Atok bukan sekadar mahu berceloteh sahaja, mahu atok sampaikan kepada cucu sekalian bahawa usahlah kita bersengketa.. Kerna sesungguhnya Melayu itu hidupnya bersatu dan bersaudara, andai bersengketa maka rosak dan binasa.. Belajarlah dari Melaka cu, usahlah cu ulangi kesilapan itu lagi... Janganlah jadi petualang kepada bangsa dan agama sendiri, Tanah Melayu ini warisan nenek moyang kita, di tangan cucu lah ia kan kela terpelihara.. 

Aaahh...satu lagi yang menjadi persoalan cucu semua sekian lama... 

" Ke mana hilangnya TUAH ketika itu...? " 

Tuah tidak ke mana-mana cu... Tuah bukanlah pengecut dan dayus untuk lari meninggalkan Melaka dalam keadaan rosak dan binasa. Pantang sekali pendekar berundur sebelum bertempur, inikan pula Laksamana Tuah yang termasyhur.. 

Namun Tuah bersedih melihat pengkhianatan bangsanya sendiri... Tuah membawa diri dan hilang entah ke mana setelah jiwanya tersiksa akibat membunuh saudara sendiri... Demi taat dan setia kepada Sultan Melaka, adinda Jebat menjadi taruhannya.. Derhaka kepada Sultan bukan langkahannya, kerna pantang anak Melayu untuk derhaka pada sultannya.. Itulah prinsip dan pegangan Tuah, lantas Tuah pergi membawa diri.. Meninggalkan segala kekalutan dan kehancuran duniawi, meneruskan hidupnya secara tersendiri.. Mengenal diri dan mencari rabbi.. 
Cucu sekalian... 

Sejak kebelakangan purnama ini, ada seorang ilmuan yang kononnya masyhur serata alam dengan ijazah dan gelarannya mahu mempertikaikan wujudnya Tuah.. 

Aaahh... Setelah beratus tahun lamanya, tiba-tiba sahaja muncul seorang manusia sepertinya.. 

Atok tidak pandai dalam berbahas fakta, namun sebenarnya ia hanyalah mahu meracun jiwa dan kekuatan 

anak-anak Melayu seperti cucu... 

Apakah cucu sudah lupa, "kalau mahu memusnahkan sebuah ketamadunan bangsa, tidak perlu bunuh orangnya namun bunuhlah sejarahnya sehingga mereka tidak kenal asal usulnya" 

Cucu sudah nampak apa yang ingin atok sampaikan..? Mereka gentar dengan kewujudan Tuah, kerna mereka sedar bahawa anak-anak Melayu begitu bangga akan Hang Tuah hingga terbawa-bawa semangat Tuah di dalam diri.. 

Taat Setia kepada Sultan laksana HANG TUAH.. 

Berpencak dan bersilat laksana HANG TUAH.. 


Gagah dan berani laksana HANG TUAH.. 


Bijaksana dalam bermadah laksana HANG TUAH.. 


Ini anak Melayu keturunan HANG TUAH.. 


Tidak gentar dan gusar walau apa yang mendatang.. 


SEMANGAT TUAH kekal dalam diri anak-anak Melayu.. 
Nah...kalau-kalau Tuah tidak wujud bak kata ilmuan bermata sepet itu, pastinya madah dan kalam di atas jadinya... 

Taat Setia kepada Sultan laksana ____________ ? 

Berpencak dan bersilat laksana _____________ ? 


Gagah dan berani laksana ____________ ? 


Bijaksana dalam bermadah laksana ____________ ? 


Ini anak Melayu keturunan _____________ ? 


Tidak gentar dan gusar walau apa yang mendatang 


SEMANGAT ____________ kekal dalam diri anak-anak Melayu.

Kosong...kosong....dan kosong...! 

Tiada apa lagi yang mahu dibanggakan..Tiada apa lagi yang mahu dimadahkan.. 

Melayu hilang alter dan tokoh kebanggaan mereka.. 

Melayu hilang pendekar dan laksamana teragung mereka.. 

Melayu hilang identitinya... 

Ya... SEJARAH MELAYU DIBUNUH... JIWA MELAYU DIBUNUH.. TIADA APA LAGI MAHU DIAGUNGKAN..! 

Mungkin selepas ini, tidur malam anak Melayu tidak lagi didodoi dengan hikayat keagungan bangsanya.. 

Mungkin selepas ini, anak Melayu lebih kenal FONG SAI YUK.. 

anak Melayu lebih kenal IP MAN.. 

anak Melayu lebih kenal FIVE SHAOLIN ELDERS.. 

anak Melayu lebih kenal WONG FEI HONG.. 

anak Melayu hanya kenal sejarah dan kegemilangan bangsa lain.. 

Tiada apa nak dibanggakan dengan bangsanya.. 

anak Melayu malu jadi Melayu.. 

anak Melayu hanya tinggal nama... 

Melayu terus layu... 

Cucu ku sekalian.. 

Warkah ini tok sampaikan kepada cucu... 

Ingatkah cucu yang TUAH telah menyampaikan satu KALIMAT KERAMAT untuk tatapan dan pegangan cucu...? 

Mungkin cu sudah terlupa, tidak mengapa cu.. akhirul kalam nanti atok nukilkan padamu cu..! 

Cucu ku sekalian... 

Tanah Melayu ini pusaka tinggalan warisan nenek moyang kita.. 

Usahlah lagi bersengketa.. 

Dari runtuhan kota Melaka, cucu dirikanlah kebangkitan anak bangsa.. 

Ini tanah yang menyimpan seribu satu rahsia kebangkitan.. 

Ini tanah yang menyimpan seribu satu khazanah akhirul zaman.. 

Jagalah ia sebaik mungkin cu.. 

Nenek Moyang kita bergolok gadai mempertahankannya.. 

Maka kini cucu lah pewaris nya... 

Kalau umur atok tidak lagi panjang, sekurangnya atok tahu bahawa cucu-cucu atok telah belajar sesuatu hari ini.. 

Jadikanlah warkah atok ini sebagai satu pesanan sepanjang kehidupan cucu.. 

Andai atok pergi sebentar lagi, anggaplah ini wasiat terakhir atok kepada cucu sekalian.. 

TANAH MELAYU INI KITA YANG PUNYA, PERTAHANKAN IA HATTA DENGAN DARAH DAN NYAWA.. 

USAH LAGI BERSENGKETA, BANGKITLAH DEMI KEBANGKITAN YANG TERAKHIR KALINYA.. 


MELAYU DAN ISLAM BERPISAH TIADA.. 


KEPADA ALLAH KITA BERSERAH, SEMOGA MELAYU DAN ISLAM KEKAL HINGGA KE AKHIRNYA.. 


Aaaahhhh... Atok sudah berbicara panjang.. Tuangkan kopi itu cu, tok mahu habiskan cerita.. 

Atok sudah sekian lama memendam rasa, melihat kejatuhan dan kemusnahan bangsa dan agama Atok sendiri.. 

Atok sudah lama bersembunyi dan membawa diri, entahlah berapa lamanya Atok menyepikan diri dan kini Atok kembali demi amanat terakhir Atok kepada cucu sekalian kalinya ini.. Kepada cucu yang Atok sayangi, kepada cucu yang menjadi pewaris terakhir tanah Atok ini... 

Cucu ku sekalian... 

Dulu pernah atok berpesan kepada cucu.. 


500 tahun lamanya dahulu.. Masihkah cu ingat...? 


" TA'KAN MELAYU HILANG DI DUNIA " 


Ya..itulah pesan dan kalimat keramat dari atok kepada cucu sekalian.. 


Hayatilah cu, apa yang tersirat di sebaliknya... 


Aaahh..cucu bertanya siapa sebenarnya Atok yang menulis kalam dan bercerita ini..? 


Sekian lama Atok bersembunyi, mungkinkah kini Atok terlalu rindu untuk bertemu cucu sendiri..?


Siapa lagi mampu melakar kisah sebegini, bercerita mengenai Melaka dan Tuah kalau bukan Tuah itu sendiri..? 


Siapa sebenarnya Atok ini...?   


SSSssSsHHhhhhhh.......! CUCU TELAH BERJANJI BUKAN...?  

Alhamdulillah, selesai sudah warkah terakhir atok yang dapat saya paparkan disini. Adapun warkah diatas ini saya salin bulat-bulat dari warkah asal tanpa melakukan apa-apa perubahan padanya. Semoga kita sekalian warga Melayu dapat menghayati warkah yang tak seberapa ini sebagai sebuah wasiat yang amat berguna untuk kehidupan kita, masa depan kita juga demi agama, bangsa dan tanah air kita. 

InsyaALLAH, Islam kan kembali gemilang di bumi berTUAH ini! Takkan Melayu Hilang di Dunia!

Setakat itu sahaja dahulu catatan saya kali ini, sekian terima kasih. Salam Hormat! 

Posted by: Tok Aki Aji

tangisanmelayu.blogspot.com



Raja Melayu Singapura Yang Di lupakan

Singapura pernah beraja? Mungkin agak asing didengar pada hari ini, memandangkan Singapura kini merupakan sebuah negara-kota bercorak republik dan majoriti penduduknya berbangsa Cina. Tetapi hakikat bahawa sejarah Singapura yang pernah dibuka dan diperintah oleh Raja-raja Melayu tidak boleh dinafikan biarpun cuba digelapkan oleh pihak-pihak tertentu.




Peninggalan Kesultanan Singapura : Dua pending, iaitu perhiasan emas berkerawang yang dipakai di dada atau pinggang, antara pusaka Sultan Hussain Shah



Sebenarnya, sejarah Raja-raja Melayu yang memerintah Negeri Singapura telah bermula lebih kurang sejak 700 tahun yang dahulu. Memetik buku Kisah Raja-raja Melayu Singapura oleh Agus Salim terbitan Dewan Bahasa & Pustaka (DBP), senarai Raja-raja Melayu dahulukala yang pernah memerintah Singapura adalah seperti beikut :


1) Sri Tri Buana @ Sang Nila Utama (memerintah 1299-1347 M)

2) Raja Kecil Besar @ Paduka Seri Pikrama Wira (1347-1362 M)


3) Raja Muda @ Seri Rana Wira Kerma (1362-1375 M)


4) Dasia Raja @ Paduka Seri Maharaja (1375-1388 M)


5) Raja Iskandar Shah @ Sri Parameswara (1388- 1391 M)


*Tahun-tahun pemerintahan raja-raja Singapura ini dipetik Agus Salim daripada kajian Dr. W. Linehan, 1947, The King of 14th Century Singapore, JMBRAS 20(2).




Apa yang menarik, Munsyi Abdullah juga pernah mencatatkan penemuan sebuah Batu Bersurat di pulau tersebut yang telah dipecahkan oleh pegawai Inggeris sebelum sempat dibuat kajian ke atasnya. Mungkinkah Batu Bersurat tersebut ada menyimpan rahsia besar mengenai Bangsa Melayu?

Singapura kembali diperintah oleh Raja-raja Melayu pada penghujung hayat empayar Negeri Johor. Pada masa lalu, Johor merupakan sebuah negeri yang luas iaitu wilayahnya meliputi negeri Pahang, Johor, Singapura dan kepulauan Riau-Lingga pada hari ini. Ketika Sultan Johor ke-16 iaitu Sultan Mahmud Riayat Shah III (1761-1812) mangkat di Pulau Lingga, yang merupakan Ibunegeri Johor pada waktu tersebut, anakanda sulung baginda yang bernama Raja Hussain Syah atau Tengku Long berada di Pahang. Justeru itu, baginda tidak sempat menghadiri upacara pengebumian ayahandanya. Memandangkan Adat Melayu menyatakan pengganti Sultan perlu dimasyhurkan sebelum jenazah almarhum Sultan dapat dikebumikan, maka adinda Raja Hussain Syah yang bernama Raja Abdul Rahman telah ditabal sebagai Sultan Johor yang baru dengan gelaran Sultan Abdul Rahman Muadzam Syah.

Terdapat juga maklumat lain yang menyatakan Raja Hussain Syah tidak ditabalkan sebagai Sultan kerana bondanya, Cik Makoh binti Daeng Maturang merupakan orang kebanyakan.

Raja Hussain Syah yang kecewa dengan keadaan tersebut telah membawa diri ke Kampung Bulang di Pulau Penyengat, Riau, untuk memancing ikan dan hidup dalam keadaan sederhana sahaja. Penjajah British menerusi Syarikat Hindia Timur Inggeris yang berhasrat untuk menguasai Pulau Singapura telah dapat menghidu peluang yang muncul kesan daripada krisis di Istana Johor pada masa tersebut. Thomas Stamford Raffles kemudian telah mengarahkan Kolonel William Farquhar untuk mempelawa Raja Hussain Syah untuk ditabalkan sebagai Sultan Singapura yang pertama.

Tentu sekali Raja Hussain Syah ketika itu berasa ragu untuk menerima tawaran untuk menjadi ketua bagi sebuah negeri baru. Baginda kemudian tetap pergi ke Singapura dan ditabalkan sebagai Sultan Singapura di Padang, Singapura, pada 31 January 1819 dengan gelaran Sultan Hussain Syah. Enche Yahya, pencatit untuk Kolonel William Farquhar membaca pengisytiharan yang telah dibaca dalam bahasa Inggeris oleh seorang pegawai Inggeris, “Adalah dimaklumkan bahawa Governor-General Lord Hastings di India telah melantik Yang Teramat Mulia Raja Hussain Muazzam Shah sebagai Sultan Singapura yang pertama dan semua tanah jajahanya, dengan gelaran Sultan Hussain Muazzam Shah ibni Al-Marhum Sultan Mahmud pada hari ini, 31 haribulan Januari, 1819.” Sultan Hussein Shah kemudian telah mengarahkan pembinaan Istana Kampong Glam pada 1820.

Munshi Abdullah yang pernah bekerja sebagai pencatat untuk Stamford Raffles di Melaka dulu, datang ke Singapura dalam bulan Jun, 1819 untuk menyambung tugasnya. Oleh sebab itu, Munshi Abdullah tidak dapat menyaksikan upacara pertabalan yang berlangsung di Padang. Bagaimanapun, dia telah diberitahu tentang apa yang telah berlaku oleh rakan dan kenalan yang menyaksikannya. Munshi Abdullah tidak senang dengan apa yang telah dilakukan oleh pihak Inggeris. Dia tahu satu hari nanti, Sultan Singapura akan disingkirkan dan Singapura akan dikuasai oleh masyarakat bukan Melayu. Kesan pertabalan baginda amat besar kerana telah menyebabkan terpecahnya empayar Negeri Johor.

Kesan daripada Perjanjian Inggeris-Belanda 1824, wilayah Johor di tanah semenanjung dan Singapura berada di bawah pengaruh Inggeris sementara Riau dan Kepulauan Lingga pula di bawah pengaruh Belanda. Di semenanjung, Negeri Pahang kemudiannya telah diperintah oleh keturunan Bendahara sementara Negeri Johor Moden pula telah diperintah oleh keturunan Temenggong sehingga kini. Di wilayah pengaruh Belanda pula, Keturunan Sultan Abdul Rahman Muadzam Syah kemudiannya menjadi Sultan-sultan Lingga sementara keturunan Yang Di-pertuan Muda menguasai Riau.





Tidak berapa lama selepas ditabalkan sebagai Sultan Singapura, Sultan Hussain Syah mula dihina dan diperlekehkan terutamanya oleh kumpulan pendatang dari China yang langsung tidak menghormatinya. Penjajah Inggeris telah mendatangkan orang Cina dan India ke Singapura semata-mata untuk menambahkan jumlah penduduk asing. Mereka tidak membawa atau menggalakkan orang Melayu dari Tanah Melayu mahupun pulau-pulau sekitar nusantara yang lain untuk tinggal di Singapura hanya untuk mengecilkan jumlah penduduk Melayu supaya hak dan kuasa Melayu di Singapura dapat disingkirkan. Jumlah penduduk asal iaitu masyarakat Melayu telah menjadi minoriti dan dengan ini kuasa politik mereka terhapus begitu sahaja. Sultan Hussain Syah menangis pada waktu malam apabila baginda sedar yang dirinya sekadar digunakan oleh penjajah Inggeris untuk menguasai Pulau Singapura.





Sultan Hussain Syah kemudiannya telah dipaksa untuk menandatangani “Treaty of Singapore” pada tahun 1824 untuk menyerahkan seluruh kekuasaannya di Singapura kepada penjajah British. John Crawford, Residen British telah mengherdik baginda dengan berkata “Tuan bukan Sultan lagi, tidak perlu tinggal disini”. Baginda berasa amat sedih hinggakan terpaksa berpindah ke Melaka dengan menaiki kapal bernama ‘Julia’ yang dimiliki oleh Sultan Kedah ketika itu pada 5 Jun 1834. Beliau tiba di Melaka lima hari kemudian. Baginda menetap di Melaka kerana dia mempunyai ramai keluarga di sana. Sultan Hussain Syah dihormati dan dihargai oleh penduduk Melayu di Melaka walaupun penduduk bukan Melayu tidak mengendahkan kehadirannya. Bagaimanapun, kehidupan baginda di Melaka tidak seperti di Singapura di mana baginda mempunyai pembantu dan pengawai kanan. Ditambah pula dengan kerisauan yang dialami yang akhirnya menyebabkan kemangkatan baginda lima belas bulan kemudian iaitu pada 5 September, 1835.





Jenazah baginda telah disemadikan di sebuah makam sederhana di penjuru tanah perkuburan dalam kawasan Masjid Trengkerah di Melaka, terbiar dan kurang dikenali oleh sesiapa. Cuma sebuah papan tanda sahaja yang menulis tentang riwayat hidupnya. Sedangkan baginda adalah watak penting dalam sejarah moden Singapura.



Makam Sultan Hussein Syah, Raja Singapura-Johor, di Melaka


Anak sulung Sultan Hussain Shah, Tengku Ali yang baru berumur 10 tahun kemudian ditabal untuk menggantikan ayahandanya sebagai Sultan Singapura dalam sebuah acara yang sederhana di Istana Kampung Glam pada 10 Mac 1855 dengan gelaran Sultan Ali Iskandar Syah. Dan kehidupan baginda juga melarat disebabkan baginda tidak diberikan wang oleh pihak Inggeris yang telah menyekatnya apabila Resident Inggeris di Singapura selepas William Farquhar Raffles digantikan oleh John Crawfurd yang mempunyai sikap anti atau membenci Melayu. Sultan Ali kemudian turut mangkat di Melaka pada 21 Jun 1877 dan dimakamkan diperkarangan Masjid Jamek Kampung Umbai.



Sultan Ali Iskandar Syah, Raja Singapura-Johor. Baginda berkuasa di wilayah Kesang-Muar



Selepas kemangkatan baginda, anakandanya yang bernama Tengku Alam Syah menaiki takhta dengan gelaran Sultan Alauddin Mansur Syah. Walaubagaimanapun, pihak British tidak melantik baginda sebagai Sultan sebaliknya hanyalah sebagai Ketua Keluarga Di Raja Singapura. Baginda mangkat pada 26 Ogos 1891 dan disemadikan di Makam Di Raja Teluk Belanga, Singapura.





Anakanda baginda yang bernama Tengku Ali kemudiannya menggantikan ayahandanya sewaktu berusia 34 tahun tetapi tidak lagi memakai gelaran Sultan. Tengku Ali mangkat di Istana Kampung Glam pada 2 November 1918 dan digantikan oleh puteranya yang bernama Tengku Hussein yang mengambil alih jawatan Ketua Di Raja Singapura hingga tahun 1930-an.





Walaupun Kesultanan Singapura tidak secara rasmi terkubur, ia telah dilupakan hinggalah simbolnya yang terakhir, Istana Kampung Gelam yang ketika itu masih didiami oleh Kerabat Di Raja Singapura, diambil alih (atau lebih tepat, dirampas!) oleh pemerintah Singapura untuk diubahsuai dan dijadikan Pusat Warisan Melayu pada tahun 2002. Ada pernyataan lisan yang menyatakan tragedi tersebut berlaku kerana sumpahan yang menyatakan jika Kerabat Di Raja Singapura berpecah belah dan bermusuhan sesama sendiri, mereka akan kehilangan istana tersebut. Dengan hilangnya simbol terakhir Kesultanan Singapura itu, maka berakhirnya sisa-sisa Raja-raja Melayu yang pernah memerintah Singapura sejak dahulu kala.



Istana Kampung Gelam, kediaman rasmi Raja Singapura. Kini diubah menjadi Malay Heritage Centre



Posted by Ibnu Rusydi at 2:17 PM

Labels: Negeri Melayu di Luar Malaysia, Sejarah Melayu, Sejarah Realiti